Pemerintah Pindahkan Baasyir Demi Kemanusiaan

Dibaca: 41 Oleh Thursday, 21 April 2016Berita

Pemerintah memindahkan tahanan terorisme Abu Bakar Baasyir adalah karena alasan kemanusiaan. Hal ini ditegaskan oleh Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan pada acara Coffee Morning di kantor Kemenko Polhukam (21/04).

“Mengenai pemindahan Abu Bakar Baasyir ke Gunung Sindur saya pikir ini foto-fotonya, kalau dikatakan orang tidak kita rawat ya kita rawat, karena itu masalah kemanusiaan, karena mereka sudah 80 tahun” ujar Menteri Luhut sambil menunjukan foto-foto tempat Abu Bakar Baasyir ditahan. Foto-foto tersebut menunjukan tempat penahanan yang dilengkapi oleh tempat shalat, kamar mandi dengan shower, dan fasilitas lainnya yang lebih baik dibandingkan fasilitas minimal yang dimiliki LP kelas II Pasir Putih di Nusakambangan tempat Baasyir sebelumnya ditahan.

Sambil menunjukan foto-foto tempat Baasyir di tahan di LP Gunung Sindur, Menko Polhukam menjelaskan bahwa tidak mungkin pemerintah melanggar hak asasi seseorang beribadah. “Inilah tempat dia. Ini tempat dia beribadah, kalau ada yg bilang dia tidak beribadah ya ini dia begini, ini tempat mandinya ada shower, ada tempat dia minum teh” tambahnya.

Ia meminta agar jangan ada pemberitaan yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. “Jadi jangan ada berita di twist di luar, seolah-olah kita ini melanggar hak asasi manusia, melanggar hak dia untuk melakukan ibadah, tidak ada sama sekali. Supaya teman-teman ketahui, apalagi dibilang dilarang shalat” ujar Menteri Luhut.

Kemudian ia menambahkan, bahwa memang kegiatan memberikan tausyiah yang tidak diperbolehkan. Ini karena dari pengalaman yang sebelumnya terjadi, pemberian tausyiah oleh Abu Bakar Baasyir di LP Pasir Putih memunculkan masalah radikalisasi. Padahal pemerintah saat ini tengah gencar melaksanakan program deradikalisasi. “Yang tidak kita benarkan kalau dia memberikan tausyiah kepada grup yang lain karena pengalaman yang lalu menjadi ada masalah radikalisasi bukan deradikalisasi” tambah Menko Polhukam.

Terkait

Kirim Tanggapan

Skip to content Made with passion by Vicky Ezra Imanuel