Polhukam, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto menekankan bahwa pemilihan umum (Pemilu) merupakan pertaruhan Indonesia dalam mengembangkan politik nasionalnya. Oleh karena itu, pelaksanaannya harus berjalan dengan lancar.
“Indonesia sedang masuk dalam tahun politik. Ini merupakan taruhan Indonesia, paling tidak saat ini Indonesia dianggap negara yang berhasil dalam mengembangkan politik nasionalnya,” ujar Menko Polhukam Wiranto dalam acara Rakernas Persiapan Pilkada Serentak dan Pemilu 2019 di Jakarta, Selasa (20/2/2018).
Menurut Menko Polhukam, jika pemilu gagal maka akan mengganggu jalannya pembangunan. Apalagi bila penyelenggaraannya diwarnai dengan berbagai ketidakjujuran, ketidakamanan, dan tidak bisa memilih dengan bebas. “Sehingga akan mencederai demokrasi ini,” katanya.
Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan ada empat isu yang dapat mengancam keberlangsungan Pilkada dan Pemilu 2019, yaitu politik identitas, black campaign, pembunuhan karakter, dan money politic. Dijelaskan, politik identitas berkaitan dengan permasalahan suku, agama, ras dan antargolongan (SARA), sedangkan black campaign merupakan kampanye hitam yang bertujuan menyerang pasangan calon.
“Pembunuhan karakter hubungannya dengan media sosial yang merupakan ancaman baru bagi Indonesia termasuk dunia dan itu bisa masuk kemana saja termasuk Pilkada. Sedangkan money politic dapat mengancaman penyelenggaraan Pilkada itu sendiri,” kata Menko Polhukam Wiranto.
Oleh karena itu, mantan Panglima ABRI ini menghimbau kepada seluruh Kepala Daerah dan penyelenggara Pemilu yang hadir dalam rakornas tersebut untuk dapat menjalankan tugasnya dengan optimal. “Jangan sampai kerja keras itu sia-sia karena tidak bisa menjalankan pemilu dengan baik. Harapan saya semoga seluruh pihak yang bertanggungjawab pada Pilkada ini dapat menjalankan tugas dengan baik,” kata Menko Polhukam Wiranto.
Humas Kemenko Polhukam
