Kedeputian Bidkor Kesbang Lakukan FGD Untuk Tangkal Dampak Negatif Globalisasi

Dibaca: 157 Oleh Saturday, 19 May 2018Berita
Kedeputian Bidkor Kesbang Lakukan FGD Untuk Tangkal Dampak Negatif Globalisasi

Polhukam, Jakarta – Tidak dapat dipungkiri, globalisasi telah memberikan dampak positif maupun negatif dalam kehidupan sehari-hari kita berbangsa dan bernegara. Globalisasi juga secara nyata mengancam ideologi kebangsaan, seperti penyebaran paham radikalisme dan/atau Ideologi Trans-Nasional yang nyata-nyata bertentangan dengan Pancasila.

Hal tesebut disampaikan oleh Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Wawasan Kebangsaan Brigjen Pol. Drs. Mamboyng saat membacakan sambutan Deputi Bidkor Wasbang Arief P. Moekiyat pada acara Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Implementasi Pancasila Dalam Era Globalisasi” pada hari Jumat (18/5/18) di Jakarta.

“Dalam perjalanan panjang bangsa Indonesia, Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah hidup bangsa beberapa kali mengalami ancaman dan tantangan,” ucap Mamboyng.

Dirinya juga mengatakan bahwa ada 3 aspek tantangan yang dihadapi di era globalisasi saat ini, yakni aspek politik, aspek ekonomi dan aspek sosial budaya. Di bidang politik, dikatakan bahwa kepentingan kelompok cenderung lebih dominan dibandingkan dengan kepentingan bangsa dan negara. Sedangkan ancaman pada bidang ekonomi adalah semakin menguatnya ekonomi pasar dengan jeratan kapitalisme.

“Di bidang sosial budaya, pengelolaan kebhinnekaan kita semakin terancam dengan menguatnya sentimen SARA yang makin berkembang di era globalisasi ini. Disamping itu, budaya-budaya asing semakin menggerus kebudayaan lokal,” lanjut Mamboyng.

Dikatakan bahwa akhir-akhir ini dalam dinamika berbangsa dan bernegara, terdapat kecenderungan adanya gangguan terhadap persatuan dan kesatuan bangsa. Hal ini dipicu dengan berkembangnya paham radikalisme dan terorisme, dimana dalam seminggu terakhir, Indonesia mengalami serangkaian kejadian terorisme yang menjadi keprihatinan bersama.

Untuk itu, Mamboyng mengajak seluruh peserta FGD untuk bersama-sama memperkuat pembinaan ideologi bangsa. Salah satunya adalah melalui revitalisasi Pancasila sebagai ideologi terbuka yang adaptif terhadap tantangan zaman dengan pendekatan integral antara dimensi pengetahuan, penghayatan, dan pengamalan Pancasila dalam kebijakan politis dan praktis secara aplikatif.

“Globalisasi tentunya tidak bisa kita bendung, untuk itu dibutuhkan antisipasi dan respon yang memadai dari segenap potensi bangsa untuk mengelola tantangan globalisasi,” kata Mamboyng.

Mamboyng menambahkan bahwa upaya menumbuhkan semangat Pancasila dapat dilakukan melalui jalur pendidikan, sosialisasi dan keteladanan. “Upaya membumikan kembali Pancasila dalam konteks kekinian haruslah melalui upaya pendidikan, sosialisasi dan keteladanan dengan cara-cara yang dapat dilaksanakan secara sistematis dan masif,” jelasnya.

Humas Kemenko Polhukam

Terkait

Kirim Tanggapan

Skip to content Made with passion by Vicky Ezra Imanuel