Menko Polhukam Wiranto membawa poin-poin penting hasil International Meeting on Counter Terrorism (IMCT) yang digelar di Bali pada 8 Agustus lalu, di pertemuan ASEAN Political Security-Community Council ke-14 di Vientiane, Laos (6/9). Menurutnya pertemuan IMCT dilaksanakan agar negara-negara di dunia dapat bekerja sama menghadapi tren terorisme terbaru.
“Dalam menanggapi ancaman teroris yang baru muncul, yakni aktivitas teroris lintas batas dan Foreign Terrorist Fighter, serta penggunaan teknologi dunia maya dan mobilitas peningkatan pembiayaan terorisme, Indonesia telah mengadakan Rapat Internasional Melawan Terorisme di Bali pada bulan Agustus tahun ini” jelasnya.
Menteri Wiranto menambahakan bahwa sejumlah isu muncul dalam pertemuan IMCT. “Pertemuan menyoroti kebutuhan mendesak untuk diadakannya kerjasama dalam melawan ancaman baru terorisme. Pertemuan juga menyoroti pentingnya memperluas dan mengintensifkan kerjasama pada program deradikalisasi dan kontra-radikalisme serta untuk menemukan dan mengatasi akar penyebab masalah terorisme” tambahnya.
Menurut Menteri Wiranto, jaringan terorisme masih memberikan ancaman pada kita semua. Seperti semua negara di dunia, ASEAN tidaklah imun terhadap serangan teroris. Untuk itu ASEAN perlu memaksimalkan Konvensi ASEAN tentang Pencegahan Terorisme.
Dalam pertemuan yang sama, Menko Polhukam juga mengatakan bahwa keamanan siber telah menimbulkan tantangan baru. “Keamanan siber telah membawa tantangan baru bagi keamanan regional kita. Sebagaimana kita ketahui, keamanan siber sangatlah kompleks dan canggih, untuk itu ASEAN harus memberikan perhatian lebih secara komprehensif dengan melibatkan badan-badan lain yang relevan” tambahnya dalam acara ASEAN Political Security-Community Council ke-14 tersebut. Dalam statemenya, Menteri Wiranto juga memberikan apresiasi atas terbentuknya kelompok kerja baru di ASEAN yang menangani masalah keamanan siber.
