Menko Polhukam: Butuh Kerja sama Atasi Terorisme

Dibaca: 99 Oleh Thursday, 29 September 2016Berita
Menko Polhukam: Butuh Kerja sama Atasi Terorisme

Menurut Menko Polhukam terorisme menjadi isu yang sangat penting dan telah dibawa ke ranah internasional. Indonesia merasa perlunya kerjasama dan kebersamaan antar negara-negara di dunia untuk mengatasi terorisme. “Jaringan terorisme itu sudah go internasional.  Indonesia memiliki gagasan tentang masalah terorisme, muncul ide atau gagasan terorisme harus dilawan bersama-sama” ujar Menteri Wiranto dalam acara Forum Koordinasi dan Sinkronisasi (FKS) Kewaspadaan Nasional di Hotel Radiant, Cirebon, (Kamis 29/9).

Menurut Menteri Wiranto, penting memberantas terorisme dari berbagai sisi termasuk soft approach atau pendekatan lunak. Yakni melalui beragam program deradikalisasi dan kontra radikalisme. Untuk itu, pemerintah gencar mensosialisasikan program tersebut, salah satunya adalah FKS yang digelar dengan tema “Pencegahan Paham Radikalisme dan Terorisme Guna Meningkatkan Kewaspadaan Dini Masyarakat Dalam Rangka Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa”. Dalam acara tersebut, Menko Polhukam turut menjadi menjadi saksi penandatanganan deklarasi anti radikalisme dan terorisme di FKS tersebut.

whatsapp-image-2016-09-29-at-12-54-53Di acara yang sama, Menko Polhukam meminta dukungan semua pihak agar Revisi UU antiterorisme segera selesai agar aparat tidak dihambat dalam memberantas terorisme. “Jika kita tidak meluluskan revisi UU terorisme ibaratnya memberantas terorisme dengan tangan diikat. JIka tidak disahkan maka harus nunggu dulu baru ditindak. Misal dalam kasus thamrin” jelasnya.

Menteri Wiranto juga menambahkan bahwa gerakan terorisme di Indonesia sudah menggunakan alat-alat teknologi canggih berbasis cyber, dan pemerintah telah bersiap menghadapi tren ancaman baru tersebut. “Terorisme ini sudah menggunakan teknologi cyber, teknologi maju, sekarang sudah mereka gunakan. Oleh karena itu, pemerintah sudah mempersiapkan diri untuk memproteksi baik cyber security, cyber keamanan, cyber perdagangan atau e-commerce, e-ktp, semuanya” tegasnya.

Menko Polhukam kemudian menjelaskan bahwa saat ini kelompok terorisme gerombolan Santoso masih ada namun dalam jumlah yang kecil, dan aparat keamanan telah mampu mereduksi jumlah kelompok tersebut. “Terorisme di Indonesia itu, yang masih eksis adalah gerombolan Santoso, kan sudah ditembak pimpinannya, organisasi teror itu tidak seperti organisasi lain, kalau pimpinannya ditembak terus hilang tidak, setiap pimpinannya mati, atau ditahan, muncul pimpinan yang baru itu sudah rumus. Namun kegiatan para aparat keamanan kita bisa menghabisi mereka, jumlahnya sudah semakin mengecil” tambahnya. Santoso adalah salah satu contoh kelompok terorisme di Indonesia yang tergabung dalam jaringan terorisme Indonesia Timur.

Dalam acara tersebut, turut hadir Ketua MPR Zulkifli Hasan, Direktur Eksekutif Yenny Wahid, Bupati Cirebon Sunjaya Purwadisastra, dan Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Polri, Komjen Pol Putut Eko Bayu Seno.

Terkait

Kirim Tanggapan

Skip to content Made with passion by Vicky Ezra Imanuel