Author :: Ida Otnas
Date :: Sel 09/27/2011 @ 09:25
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane kepada okezone Selasa (27/9/2011). “Tiga institusi ini yang menyebabkan kenapa teror masih terjadi hingga hari ini,” ujar Neta. Menurut Neta, Kepala BIN Sutanto dan Menteri Koordinator Politik Hukum Keamanan Djoko Suyanto yang paling bertanggungjawab maraknya aksi teror selama ini. Oleh karena itu, IPW mengusulkan keduanya dicopot dari jabatannya. Pasalnya bom di Solo bukan kali pertama aksi teror terjadi di Indonesia. Sementara untuk Kapolri, cukup di evaluasi kinerjanya. “Kami mengusulkan Kepala BIN dan Menkopolhukam diganti. Kapolri dievaluasi, diperingatkan saja kinerjanya oleh presiden karena Kapolri sifatnya menjalankan informasi dari BIN dan di bawah koordinasi Menkopolhukam,” tuturnya.
Bung Neta, kita semua menyesalkan terjadinya bom bunuh diri di tempat ibadah, dan kita semua akan memahami bahwa ini merupakan kejahatan kemanusiaan. Persoalannya adalah bahwa tidak satupun Negara dapat menyelesaikan sendiri permasalahan teroris ini, sehingga dijalin hubungan kerjasama antar Negara untuk menanggulangi terorisme. Demikian juga tidak ada satu instansi pun yang dapat menyelesaikan aksi terorisme di Indonesia, tetapi harus dihadapi bersama, termasuk yang paling penting adalah keterlibatan seluruh komponen masyarakat. Persoalannya apakah seluruh komponen masyarakat menyadari akan ancaman terorisme, sehingga sama-sama menghadapinya. Kalau seluruh komponen bangsa ini bersama-sama menghadapi aksi terorisme, maka teroris akan terjepit. Menghadapi teroris tidak sekedar menghadapi aksi di TKP, tetapi ada masalah hulu dan hilirnya. Kita punya pengalaman dimana seluruh komponen bangsa bersatu bahwa komunis adalah musuh bersama, sehingga komunisme di Indonesia benar-benar tak berkutik.
Marilah kita ambil bagian dalam menggerakkan masyarakat untuk mempersempit ruang gerak terorisme.
