Menko Polhukam Nilai Karya Seni Para Narapidana Istimewa

Dibaca: 6 Oleh Tuesday, 24 April 2018Berita
Menko Polhukam Nilai Karya Seni Para Narapidana Istimewa

Polhukam, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto menilai pergelaran seni teater yang melibatkan lebih dari 400 narapidana, termasuk 152 napi sebagai pemain sangat istimewa. Menurutnya, Indonesia sudah terkenal sebagai negeri yang berbudaya tinggi dimana etnik, suku dan budayanya diakui dunia.

“Kita melakukan satu acara yang sangat istimewa. Kenapa? Karena kita tahu bahwa Indonesia sudah terkenal sebagai negeri yang berbudaya tinggi, kita punya banyak etnik grup, di setiap etnik dan suku puunya budaya yang luar biasa tinggi, sehingga diakui di mata internasional sebagai satu peninggalan budaya yang luar biasa,” ujar Menko Polhukam Wiranto mewakili Wakil Presiden RI Jusuf Kalla di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (23/4/2018) malam.

Menurut Menko Polhukam, jika seni ini dilakukan oleh teman-teman para artis dan seniman hal tersebut biasa saja. Namun bisa menjadi istimewa karena yang melakukannya adalah para narapidana di Lapas, artinya ada sesuatu yang sangat kontradiksi.

“Seni itulah olah rasa, seni itu luapan suatu perasaan yang paling dalam dari manusia dan itu hanya dilakukan oleh orang-orang yang bebas, orang-orang yang tenang. Tetapi kali ini yang olah rasa itu para napi,” kata Menko Polhukam Wiranto.

Dengan demikian, kata Menko Polhukam, dapat dipastikan bahwa pembinaan di Lapas itu benar ada. Lapas bukan tempat untuk penghukuman, bukan tempat untuk penyiksaan, tapi tempat untuk mendidik para residivis, para napi itu untuk bisa kembali pada masyarakat setelah ada kesadaran yang sangat tinggi bahwa dia harus olah rasa, perasaan yang paling alus yang digunakan agar masyarakat bisa tenang dan damai.

“Kalau perasaan ini tumpul, berkelahi terus, kejahatan merajalela. Nah, menurut saya istimewanya adalah bahwa pembinaan dari Kumham telah dapat menggugah kembali perasaan yang paling dalam dari para napi untuk dapat berkarya dalam satu kegiatan seni,” kata Menko Polhukam Wiranto.

Sementera itu, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengatakan bahwa kreativitas binaan di dalam lapas tidak boleh dibatasi. “Jadi mereka itu kita didik, kita bina, baik dalam seni tari, teater, seni lukis membuat kerajinan, semuanya,” katanya.

IPAFest 2018 ini diikuti oleh 416 warga lapas dari seluruh Indonesia. Mereka menampilkan karya seni, baik itu seni rupa, seni tari dan teater. Karya seni yang dipamerkan beragam, mulai dari batik, aksesoris, sandal, hingga sepatu. Sementara para napi juga menampilkan karya musik dan tari. Acara ini akan dilaksanakan selama dua hari yakni pada 23 sampai 24 April 2018 di TIM.

Humas Kemenko Polhukam

Terkait

Kirim Tanggapan

Skip to content Made with passion by Vicky Ezra Imanuel