Menko Polhukam: Mencari Kawan dan Menjalin Pertemanan di Laut China Selatan Hal yang Penting

Dibaca: 151 Oleh Tuesday, 19 March 2024Menko Polhukam, Berita
3d2303b8 05cc 4d83 b102 0e146e60d6f5

SIARAN PERS NO. 45/SP/HM.01.02/POLHUKAM/3/2024

Polhukam, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Marsekal TNI (Purn.) Hadi Tjahjanto menegaskan bahwa mencari kawan dan menjalin pertemanan di Laut Cina Selatan (LCS) merupakan hal yang sangat penting. Menurutnya, Indonesia telah berkomitmen untuk bekerja sama dan mencari peluang kerja sama di wilayah LCS.

Menko Polhukam, Hadi Tjahjanto mengatakan, upaya penting Indonesia dalam mengelola konflik di Laut Cina Selatan dilaksanakan melalui jalur diplokasi 1,5 atau track 1.5, yang tidak hanya melibatkan pemerintah tetapi juga akademisi, think tank, dan para ahli. Workshop on Managing Potential Conflicts in the South China Sea yang dilaksanakan secara berkala sejak tahun 1990 menunjukkan bahwa di tengah ketegangan kawasan di LCS akibat tumpang-tindih klaim maritim, ruang kerja sama terbuka, dan Confidence Building Measure, masih diperlukan untuk menghindari eskalasi konflik.

“Workshop telah menjadi saksi bahwa di tengah-tengah perubahan dunia yang tidak menentu dan lanskap regional yang terus berubah, kita telah menunjukkan komitmen kuat untuk bekerja sama dan mencari peluang kerja sama di wilayah LCS. Sebagaimana tema Webinar ini, mencari kawan dan menjalin pertemanan di LCS merupakan hal yang sangat penting,” ujar Menko Polhukam Hadi saat menjadi pembicara kunci pada Webinar Menjaga Kedaulatan dan Mencari Kawan di Laut China Selatan secara hybrid, Selasa (19/3/2024).

Dalam merespon permasalahan LCS di bidang pertahanan dan keamanan, kata Menko Hadi, pemerintah telah mendorong program Major Project dalam upaya penguatan keamanan Laut Natuna melalui kecukupan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) dan peningkatan Sarana dan Prasarana Satuan Terintegrasi TNI, sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024.

“Kita dapat melihat permasalahan di LCS melibatkan banyak pihak. Perlu kehati-hatian dalam menangani konflik dan menyikapi dinamika situasi yang berkembang,” kata Menko Polhukam Hadi.

Menurut mantan Menteri ATR/BPN ini, salah perhitungan dapat membawa Indonesia pada situasi konflik yang akan merugikan bersama. Karena RRT merupakan mitra komprehensif strategis bagi Indonesia dan ASEAN, yang memiliki peran sentral dalam perdamaian dan stabilitas kawasan. “Penting untuk terus kita engage di semua lini, baik melalui dialog dan kerjasama praktis di Laut China Selatan,” kata Menko Hadi.

Menko Polhukam berharap, forum ini dapat menjadi tempat diskusi terbuka dalam upaya diplomasi dan pertahanan Indonesia dalam menjaga kedaulatan sekaligus menjaga perdamaian. “Pemerintah Indonesia akan selalu mengedepankan cara-cara dialog yang damai dalam menghadapi konflik di Kawasan dan tentunya mengedepankan prinsip penghormatan terhadap kedaulatan masing-masing negara,” kata Menko Hadi.

Webinar ini diselenggarakan oleh Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) bersama Litbang Kompas. Hadir dalam acara tersebut Dubes Berkuasa Penuh RI untuk Filipina Letjen TNI (Purn.) Agus Widjojo, Co-Founder ISDS Erik Purnama dan peneliti Litbang Kompas Dimas Okto Danamasi.

Terkait

Kirim Tanggapan

Skip to content Made with passion by Vicky Ezra Imanuel