Polhukam, Sentul – Hasil dari pelatihan, pelajaran, pengisian dan kesadaran bela negara agar seluruh mahasiswa merasa memiliki, menyayangi dan mencintai negeri ini. Dengan begitu, maka akan muncul hasrat untuk membela negeri.
“Nah membela negeri inilah sebenarnya kekuatan untuk bela negara. Tapi tanpa mencintai negeri ini tidak mungkin itu bisa terjadi,” ujar Menko Polhukam Wiranto saat memberikan kuliah umum kepada civitas akademika Univesitas Pertahanan dengan tema Bela Negara dan Keamanan Nasional Untuk Keselamatan Bangsa di Universitas Pertahanan, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Rabu (28/3/2018).
Menurut Menko Polhukam, Wiranto, saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapi satu persaingan global yang sangat berat. Untuk itu dibutuhkan satu persatuan bangsa, satu kedaulatan bangsa yang nanti bisa menampilkan atau menghadirkan masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan apa yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945.
“Kita harus membangun satu negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Itu yang hrus kita amankan,” ujarnya.
Oleh karena itu, pada saat cita-cita, ide, visi dan mimpi negara itu belum tercipta dan belum terbangun, maka kewajiban seluruh bangsa Indonesia untuk menjaga keselamatan negara ini agar bisa mencapai tujuan nasional yaitu masyarakat yang adil dan makmur.
Menko Polhukam mengatakan, saat ini Indonesia juga sedang menghadapi ancaman yang tidak lagi militer tapi ancaman yang multidimensional, ancaman yang tidak lagi linier, ancaman yang tidak lagi konvensional. Namun ancaman tersebut bisa mengancam seluruh kehidupan masyarakat Indonesia. Sehingga cara pertahanannya, mengamankannya, dan menghadapinya tidak hanya terfokus kepada ancaman militer, tapi ancaman yang multidimensional itu.
“Ini saya sampaikan kepada teman-teman mahasiswa Unhan agar mereka sebagai generasi muda, sebagai generasi penerus, mampu untuk mencerna hal ini, sehingga mereka ikut mengambil bagian dari konsep pembelaan negara,” kata Menko Polhukam Wiranto.
Humas Kemenko Polhukam
