FGD Deputi II Bidkoor Pollugri Bahas Implementasi AOIP di Bidang Diplomasi Pertahanan

Dibaca: 78 Oleh Friday, 27 November 2020Berita
FGD Deputi II Bidkoor Pollugri Bahas Implementasi AOIP di Bidang Diplomasi Pertahanan

SIARAN PERS No: 252/SP/HM.01.02/POLHUKAM/11/2020

Kemenko Polhukam bekerja sama dengan Universitas Parahyangan menyelenggarakan Focus Group Discussion “Sentralitas ASEAN dalam Kontestasi Great Powers di Kawasan Indo-Pasifik: Inisiatif Diplomasi Pertahanan Indonesia” pada tanggal 25 November 2020 di Padalarang, Jawa Barat. Kegiatan Focus Group Discussion merupakan hasil dari kerjasama kajian yang dilakukan oleh Kedeputian II Pollugri dan Tim Parahyangan Center for International Studies (PACIS) Unpar guna menjawab tantangan implementasi konsep AOIP utamanya pada aspek diplomasi pertahanan.

Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Duta Besar Lufti Rauf dalam sambutannya yang disampaikan oleh Asisten Deputi Kerjasama ASEAN mengharapkan ASEAN Outlook on Indo-Pacific (AOIP) dapat dipromosikan serta diimplementasikan baik di tingkat ASEAN dan tingkat kawasan.

Peran Defence Establishment di ASEAN dan kawasan dirasakan sangat penting tidak hanya dalam penanganan ancaman tradisional tapi juga pada ancaman keamanan non-tradisional seperti terorisme, keamanan maritim, penanggulangan bencana alam, keamanan siber dan pasukan penjagaan perdamaian, ungkap Lutfi, Rabu (24/11/2020).

Kegiatan FGD menghadirkan narasumber Dr. Sukewarsinsi Djelantik Ketua Tim Peneliti PACIS Unpar dan Irman G. Lanti anggota Tim Peneliti PACIS Unpar. Sedangkan penanggap pada FGD adalah Bapak Faizal Chery Sidharta Direktur Polkam ASEAN Kemlu, Bapak Jon K. Ginting Analis Kebijakan Madya Baranahan Kemhan dan Bapak Hari Prabowo selaku Plh. Direktur KIPS Kemlu. Giat FGD kali ini dipandu oleh Asdep Koordinasi Kerja Sama ASEAN Kemenko Polhukam Bapak Abdullah Zulkifli.

Kerjasama pertahanan di ASEAN berada di bawah mekanisme badan sektoral ASEAN Defence Ministers Meeting (ADMM/ADMM Plus) yang terdiri dari 10 negara ASEAN dan 8 negara Mitra. Dicatat bahwa ADMM Plus telah menjalin kerjasama melalui 7 area kerjasama diantaranya keamanan maritim, keamanan siber, medis militer, penangulangan becana alam, penanganan ranjau darat, pasukan perdamaian dan kontra terorisme. Melalui 7 area kerjasama tersebut tersebut sektor pertahanan telah mendukung upaya penciptaan kawasan yang aman dan damai melalui dialog dan kerjasama teknis antar Kementerian Pertahanan di kawasan.

Untuk itu guna memperkuat kerjasama keamanan di ASEAN, melalui inisiatif dan kepemimpinan Indonesia, ASEAN telah mengadopsi konsep ASEAN Outlook on Indo-Pacific pada KTT ASEAN ke-34 di Bangkok. AOIP bertujuan sebagai platform kerjasama yang menciptakan enabling environment untuk kolaborasi dan kerjasama yang bersifat inklusif dengan melibatkan seluruh aktor di kawasan.

“Indonesia selaku negara yang dipandang sebagai natural leader di ASEAN harus mampu menunjukkan kepemimpinannya dengan memperkuat soliditas dan sentralitas ASEAN serta merangkul seluruh negara Mitra di Kawasan untuk menciptakan solusi bersama. Ancaman transnasional di kawasan Indo-Pacific tidak dapat diselesaikan oleh satu negara seorang diri tetapi membutuhkan solusi dan kolaborasi erat baik di tingkat sub-regional, regional dan global,” jelasnya.

Kegiatan FGD ditutup dengan penyusunan rekomendasi kebijakan yang diantaranya memuat upaya peningkatan kapasitas postur diplomasi pertahanan Indonesia di kawasan melalui kebijakan enmeshing atau pelibatan negara-negara di luar kawasan, pembangunan confidence building, dan kerjasama pertahanan yang bersifat teknis operasional yang berdampak langsung kepada masyarakat.

Kedeputian II Bidkoor Politik Luar Neger

Terkait

Kirim Tanggapan

Skip to content Made with passion by Vicky Ezra Imanuel