Wiranto : Kita Harus Persiapkan Diri Menghadapi Ancaman Teroris

Dibaca: 37 Oleh Wednesday, 15 March 2017Berita
Wiranto : Kita Harus Persiapkan Diri Menghadapi Ancaman Teroris

Ancaman teroris yang selalu ada dan seharusnya selalu disadari, sehingga semua pihak dinilai perlu untuk menguatkan kerjasama, baik secara bilateral, regional maupun global guna melawan ancaman teroris. “Ancaman tersebut juga seharusnya menjadi pengingat kita, bahwa kita harus terus mempersiapkan diri serta melakukan segala daya upaya yang diperlukan guna mencegah dan melawan kejahatan yang luar biasa ini,”. Demikian diungkapkan Menter Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, saat menjadi pembicara dalam Counter Terrorism Conference (CTC) 2017, di New Delhi, India, Selasa (13/4).

Wiranto menyebutkan, bahwa tantangan kedepan, adalah bagaimana menerapkan berbagai strategi guna menangkal teroris seperti memperkuat pelaksanaan hukum, mengontrol perbatasan, serta pertukaran informasi antara negara asal, transit, dan negara tujuan.

Menurut  Wiranto, pertemuan seperti konferensi ini dapat menjadi pemersatu berbagai negara untuk melawan teroris. “Harapan saya, semua keinginan, perspektif, program dan rencana-rencana dalam melawan teroris dapat terus terealisasikan,” ujarnya.

Wiranto mencontohkan, bagaimana indonesia merespon berbagai ancaman teroris yang terus berdatangan. “Kami menggunakan dua pendekatan, yakni pendekatan keras dan lembut. Dalam pendekatan keras kami memburu grup-grup teroris, memecah mata rantai mereka, dan melakukan penegakan hukum yang terus menerus,” ujarnya.

Hasilnya dapat terlihat dengan tewasnya para gembong pimpinan teroris di Indonesia, seperti pembuat bom Dr. Ashari, ahli propaganda Nurdin M. Top, dan baru-baru ini kelompok Santoso. “Ini menunjukan bahwa Indonesia tidak pernah mentoleransi adanya teroris, dan kami berkomitmen untuk mengejar hingga kelompok terakhir,” tegas Wiranto.

Wiranto melanjutkan, bahwa Indonesia dalam melawan teroris juga menggunakan pendekatan halus, yang dinamakan deradikalisasi atau program melawan radikalisasi yang dijalankan oleh Badan Nasional Penanganan Teroris (BNPT). “Untuk melawan propaganda, kita harus menggunakan narasi yang efekktif untuk melawan propaganda mereka dan juga penting untuk  mencegah mereka untuk mendapatkan akses lebih terhadap cyber technology,” papar Wiranto.

CTC 2017 yang dilangsungkan pada tanggal 14 hingga 16 maret ini merupakan tahun ketiga pertemuan yang digagas oleh Indian Foundation. Pada CTC 2017, tak kurang dari 50 pembicara dari berbagai negara dihadirkan untuk mengupas tuntas mengenai permasalahan terorisme di dunia selama 3 hari pelaksanaannya.

Terkait

Kirim Tanggapan

Skip to content Made with passion by Vicky Ezra Imanuel