Menko Polhukam Ingatkan Pentingnya Sinergitas TNI dan Polri

Dibaca: 814 Oleh Tuesday, 23 January 2018Berita
Menko Polhukam Ingatkan Pentingnya Sinergitas TNI dan Polri

Polhukam, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan bahwa sinergitas antara TNI dan Polri penting dalam rangka membangun bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia. Karena ada batas abu-abu yang bisa membuat rancu kalau TNI dan Polri tidak bersinergi.

“Kalau kita melihat sejarah TNI maupun Polri maka ada dua organisasi yang masing-masing bergerak di wilayah berbeda. Kalau TNI, memang dari awal sudah dibentuk untuk masalah pertahanan keamanan negara. Berbeda dengan kepolisian, dia dibentuk, didesign untuk masuk ke wilayah kamtibmas yaitu keamanan, ketertiban masyarakat,” ujar Menko Polhukam Wiranto saat memberikan pembekalan kepada peserta Rapim TNI-Polri Tahun 2018 di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Selasa (23/1/2018).

Menurutnya, dua tugas yang sama-sama bergerak dalam soal keamanan tapi sangat berbeda karakter dan implementasinya dalam konteks hubungan dengan masyarakat. Kalau tugas hankam yakni bergerak dalam wilayah mengamankan konsistensi atau eksistensi negara agar tetap kokoh berdiri dalam berbagai ancaman keamanan dan juga mengamankan negeri ini dari berbagai hambatan, tantangan, gangguan dan ancaman. Tetapi kalau kepolisian tugas keamanannya berbeda, yakni keamanan dalam rangka melindungi masyarakat, menertibkan masyarakat supaya aman.

“Dua tugas ini berbeda tapi harus sinergis, tidak bisa tidak, karena ada batas abu-abu yang bisa membuat kita rancu nanti kalau kita tidak sinergi. Ada daerah abu-abu yang kadang kala itu tugas siapa, tugas polisikah, tugas TNI. Kalau kita saling menunggu maka ancaman itu akan berkembang di daerah abu-abu itu,” kata Menko Polhukam Wiranto.

Dalam kesempatan itu, Menko Polhukam juga mengingatkan pentingnya kesetiaan dan kebersamaan antara TNI dan Polri. Karena hal tersebut merupakan kunci keberhasilan yang disungguhkan untuk negeri ini.

“Di sini saya ingin sedikit mengungkapkan sejarah, bahwa sejarah utama TNI itu merupakan kesetiaan pada bangsa negari Republik Indonesia seperti yang tercantum dalam sumpah prajurit, Sapta Marga, Tribrata, dan satu lagi dari kepolisian Catur Prasetya. Dari Sapta Marga sendiri perimbangannya ada di tengah, menurut kami TNI adalah Bhayangkari NKRI, itu sebenarya intinya,” kata Menko Polhukam Wiranto.

Selain itu, ada makna yang sangat dalam bahwa kesetiaan kepada misi, tugas pokok, baik Polri maupun TNI membutuhkan satu konsentrasi sepenuhnya pada misi itu. Untuk itu, Menko Polhukam mengingatkan ketika aparat TNI dan Polri sudah menjabat sebagai pimpinan tinggi di semua tingkatan maka dipastikan akan banyak tawaran-tawaran, iming-iming, peluang-peluang yang terbuka untuk bergerak di wilayah yang lain.

“Tetapi ingatlah, apabila kita sudah mulai terpengaruh dengan tawaran-tawaran itu, terpengaruh dengan satu tujuan-tujuan lain kecuali tugas pokok kita, maka akan sangat mempengaruhi hasil kerja kita dan akan mempengaruhi benar-benar misi yang kita emban,” kata Menko Polhukam Wiranto.

Hadir dalam Rapim tersebut Presiden RI Joko Widodo, Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko, Seskab Pramono Anung, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Kepala Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN) Djoko Setiadi, Jaksa Agung HM Prasetyo, KSAD Jendera Mulyono, KSAL Laksamana Ade Supandi dan KSAU Yuyu Sutisna.

Terkait

Kirim Tanggapan

Skip to content Made with passion by Vicky Ezra Imanuel