Deputi Bidkoor Pertahanan Negara Kemenko Polhukam Rapat Koordinasi Bahas Penyelesaian Konflik Papua Secara Humanis

Dibaca: 107 Oleh Sunday, 19 November 2023Berita, Deputi IV Bidkor Hanneg
e97eb4e4 70d5 4d22 ad78 fa9683058122

SIARAN PERS NO. 162/SP/HM.01.02/POLHUKAM/11/2023

Polhukam, Biak – Kedeputian Bidang Koordinasi Pertahanan Negara Kemenko Polhukam melaksanakan rapat koordinasi dalam rangka menyusun kebijakan terkait penyelesaian konflik di Papua secara humanis. Pasalnya, aksi kekerasan di Papua meningkat signifikan dari tahun 2014 hingga 2022.

“Wilayah dengan peristiwa kekerasan tertinggi adalah Kabupaten Intan Jaya, Puncak dan Mimika. Aksi kekerasan tersebut cenderung tidak berpola, tidak ditemukan korelasi signifikan antara indikator sosial ekonomi dengan tren kekerasan. Peran jejaring dinilai menjadi faktor utama yang mendorong eskalasi gerakan separatis beberapa tahun terakhir,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara Kemenko Polhukam, Laksamana Muda TNI Kisdiyanto di Biak, Papua, Kamis (16/11/2023).

Salah satu langkah pemerintah untuk menjawab akar permasalahan konflik yaitu untuk mempersempit gap kesenjangan kesejahteraan di Papua. Sehingga Presiden mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2022 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Papua Barat, dimana beberapa Kementerian dan Lembaga mendapatkan atensi untuk mengambil langkah-langkah dan melakukan pengawalan yang bersifat terobosan, terpadu, tepat, fokus dan sinergi sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing secara terkoordinasi dan terintegrasi untuk mempercepat pembangunan kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.

Kisdiyanto mengatakan, beberapa poin hasil rapat yakni dalam pembentukan Provinsi Baru (DOB) di Papua masih belum dibarengi dengan pembentukan Pangkalan Udara; dengan terbatasnya satuan udara di wilayah Papua, saat ini masih dilaksanakan perbantuan unsur udara di luar wilayah Papua; satuan radar TNI AU belum dapat mengcakup seluruh wilayah udara Indonesia bagian timur; masih murangnya kemampuan kontrol pesawat yang terbang di wilayah Papua; kurangnya pos Pasukan Gerak Cepat (Pasgat) yang menjaga bandara; dan terbatasnya pengawakan personil TNI AU di wilayah Koopsud III.

“Saya menyampaikan apresiasi kepada peserta rakor yang berkontribusi secara aktif dan memberikan masukan yang komprehensif. Sehingga kita semua mendapat masukan bagaiman mewujudkan kedamaian di bumi Papua, ikut mendukung percepatan pembangunan di Papua, dan bagaimana menyelesaikan konflik di Papua secara humanis,” kata Kisdiyanto.

Terkait

Kirim Tanggapan

Skip to content Made with passion by Vicky Ezra Imanuel