Menko Polhukam: Jika Ingin Merdeka Maka Harus Bersatu

Dibaca: 136 Oleh Friday, 12 August 2022August 16th, 2022Berita, Berita Inspektorat
WhatsApp Image 2022 08 12 at 11.52.45 PM

SIARAN PERS No: 115/SP/HM.01.02/POLHUKAM/8/2022

Polhukam, Jakarta – Jika ingin menjaga kemerdekaan, maka rakyat Indonesia harus bersatu. Permasalahan saat itu yaitu munculnya ideologi-ideologi yang diperlawankan dengan ideologi yang sebenarnya yaitu Pancasila.

“Di dalam amanat Presiden disebutkan kita merdeka karena dulu bersatu. Oleh sebab itu, jika ingin menjaga kemerdekaan kita harus bersatu. Sekarang ini ada banyak masalah tentang kebersatuan, karena munculnya ideologi-ideologi yang diperlawankan dengan ideologi yang sebenarnya sudah sangat jelas yaitu Pancasila, dan yang ditawarkan itu ideologi yang sebenarnya sangat tidak layak,” ujar Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Moh. Mahfud MD pada acara Pembukaan Kongres ke-20 IPNU dan ke-19 IPPNU di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Jumat (12/8/2022).

Menurut Menko Polhukam, generasi-generasi saat ini ini harus diberitahu lagi mengenai ideologi Indonesia, terutama yang di Ibnu karena Ibnu itu anak kandung Nahdlatul Ulama, sedangakan Nahdlatul Ulama adalah salah satu penyangga terkuat dari NKRI. “Ini sungguh-sungguh. Oleh sebab itu, saudaralah yang wajib menjaga paham moderasi beragama, paham wasafiyah Islam yaitu paham Islam yang terbuka, Islam yang dalam istilah ilmu politik yaitu Islam yang kosmopolitik, Islam yang menganut paham kesewargaan dimana semua orang mempunyai hak dan derajat yang sama,” kata Mahfud MD.

Mahfud MD menceritakan pengalamannya saat mendengarkan khutbah di Arafah ketika sedang melaksanakan ibadah Haji. Disampaikan, Nabi Muhammad mengatakan dua hal terkait kebersatuan bahwa Tuhanmu adalah Aku, jadi sama manusia apapun Tuhanmu adalah Aku, satu, dan Ayahmu juga satu.

“Kita sejak asalnya sudah mempunyai gen keharusan untuk bersatu untuk mencapai tujuan bersama sebagai sebuah geopolitik. Kalau di Indonesia itu geopolitik Indonesia dan kalau dulu jaman Nabi ya geopolitik Madinah tapi berkesewargaan, karena di Indonesia dan di Madinah itu sama, yaitu beragam, kulitnya beragam, agamanya beragam, bersatu. Sama di Indonesia itu bersatu, kalau kita tidak menjaga kebersatuan itu maka Indonesia Emas tidak akan tercapai,” kata Menko Polhukam.

Dalam kesempatan itu, Mahfud MD menjelaskan mengenai wajah Indonesia Maju yaitu yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Secara ekonomi, misalnya sudah maju, sudah hidup layak diatas rata-rata pendapatan per kapitanya USD 24 ribu, sehingga nantinya dipolarisasi atau trayektori dunia di tahun 2045 Indonesia akan ada di urutan ke 5 kekuatan besar dunia.

Untuk menuju itu, lanjutnya, diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Misalnya melalui program pemerintah. Disampaikan bahwa untuk membangun birokrasi pemerintah ada 3 hal. Pertama, menghilangkan birokratisasi yang bertele-tele sehingga saat ini jabatan eselon 2, 3, 4 dipotong. Kedua, digitalisasi pemerintah melalui e-government yang kini dijadikan program unggulan di dalam pemerintahan. Ketiga, sumber daya manusia yang berkualitas.

“Menyongsong Indonesia Emas di tahun 2045 itu, mari kita PBNU kuatkan komitmen Indonesia berdasarkan ideologi Pancasila, itu sudah final. Orang islam tidak usah berteriak menjadikan Indonesia sebagai negara islam, wajah kita di dunia itu sudah disebut negara islam, ngapain pula teriak-teriak simbolik seperti itu. Karena sekarang sudah terjadi mobilitas sosial vertikal naik di kalangan umat islam.” Kata Mahfud MD.

Menurut mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini, demokrasi membuat pintu untuk mobilitas sosial vertical. Oleh sebab itu, PBNU tidak perlu ikut berpikiran radikal karena yang terpenting bagi umat Islam untuk hidup bersama dan maju bersama di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

“Pemerintah menyambut baik dan mengucapkan selamat melakukan kongres yang ke-20 dan kongres yang ke-19 kepada PBNU, mudah-mudahan di tahun 2045 Indonesia Emas saudara-saudara sudah ada di puncak bintang Indonesia, dan kita yang sudah lebih tua melihat bahwa inilah yang dulu ikut kongres di Pondok Gede pada tahun 2022, ada yang sudah jadi presiden, dan lain-lain,” kata Menko Polhukam Mahfud MD.

“Mari kita majukan Indonesia, karena dengan demokrasi akan terjadi pertumbuhan eksponinsial tentang tokoh-tokoh NU dan ini akan maju ke berbagai kehidupan, karena hebatnya orang NU itu tawadhu tapi pintar,” sambungnya.

Humas Kemenko Polhukam RI

Terkait

Kirim Tanggapan

Skip to content Made with passion by Vicky Ezra Imanuel