Bela Negara Dapat Dilakukan Dengan Gunakan Hak Pilih Saat Pemilu

Dibaca: 2382 Oleh Wednesday, 6 March 2019Berita
Bela Negara Dapat Dilakukan Dengan Gunakan Hak Pilih Saat Pemilu

Polhukam, Makassar – Upaya Bela Negara dapat dilakukan dalam pemilihan umum 2019 dengan cara menggunakan hak pilih untuk memilih calon pemimpin baik eksekutif maupun legislatif. Karena Pemilu merupakan pesta demokrasi yang akan menentukan nasib bangsa Indonesia lima tahun ke depan.

Demikian pernyataan Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa Kemenko Polhukam, Arief P Moekiyat saat menjadi narasumber pada kegiatan Konferensi Nasional ke V Asosiasi FKUB Indonesia di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (5/3/2019).

“Kita harus mengenal betul calon-calonnya, agar tidak seperti “kucing dalam karung”. Mayoritas penduduk Indonesia yang menganut agama Islam, perlu memperhatikan sifat kepemimpinan Nabi Muhammad SAW yakni Shiddq, Amanah, Fathonah, dan Tablig,” kata Arief.

Dalam hal ini menurutnya, peran tokoh agama menjadi sangat penting dalam memberi pencerahan dan bimbingan kepada umat untuk meningkatkan komitmen kebangsaan, mengajarkan bahwa nilai keagamaan dan ke-Indonesiaan tidak untuk dipertentangkan dan senantiasa mengajak seluruh umat menjaga kerukunan bangsa dan ikut serta membela negara. Dikatakan, tokoh agama sangat berperan dalam meneduhkan suasana dengan memberikan nasehat dan seruan kepada umat untuk mensukseskan Pemilu 2019 yang aman, damai, dan bermartabat.

“Pesan dan harapan saya kepada tokoh agama, tanamkan dan implementasikan Empat Konsensus Dasar Bangsa dalam merawat kerukunan umat beragama serta rasa ikut memiliki negeri ini dan mendukung Suksesnya Pemilu 2019, bangun persaudaraan, toleransi, kerukunan dan harmoni di bumi pertiwi ini sesuai semboyan negara “Bhinneka Tunggal Ika”,” kata Arief.

“Selain itu, berjiwa “merah-putih” yang selalu mengutamakan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan kelompok dan pribadi supaya persatuan dan kesatuan bangsa tetap kokoh, dan melakukan gerakan anti kampanye hitam, politik identitas, nasionalisme sempit, pragmatisme, anti praktik politik uang dan politisasi SARA,” lanjutnya.

Menteri Agama Lukman Hakim Saefudin mengapresiasi FKUB yang senantiasa menjaga dan merawat ke Indonesiaan. Dikatakan, pemerintah akan terus berupaya meningkatkan perhatian dan dukungan kepada FKUB.

“Mari kita senantiasa tidak jemu untuk selalu mengupayakan agar seluruh anak bangsa kembali memahami dan mengamalkan ajaran agama sebagaimana substansi agama yang selalu memanusiakan manusia yang merangkul dan mengayomi. Dalam pemilu 2019 ini, mari kita beri pemahaman kepada umat untuk gunakan hak pilih secara bertanggung jawab,” katanya.

Sementara itu, Gubernur Sulsel M Nurdin Abdullah mengatakan Sulsel merupakan salah satu provinsi yang multietnis. Meski begitu, penduduknya tetap rukun dalam naungan Bhinneka Tunggal Ika.

“Saya berharap FKUB maksimal dalam menyebarkan pesan perdamaian dan mengajak umat agar perbedaan politik jangan sampai memecah belah bangsa,” katanya.

Acara ini dihadiri oleh kurang lebih 1500 orang yang terdiri dari majelis keagamaan di Indonesia, ketua FKUB Provinsi/Kab/Kota se Indonesia, kepala kanwil Kemenag se Indonesia, kepala kesbangpol se Indonesia dan peserta lainnya.

Biro Hukum, Persidangan, dan Hubungan Kelembagaan

Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan

Terkait

Kirim Tanggapan

Skip to content Made with passion by Vicky Ezra Imanuel