Listrik dan BBM di Sulawesi Tengah Sudah Mulai Kembali Normal

Dibaca: 27 Oleh Saturday, 6 October 2018October 8th, 2018Berita
Listrik dan BBM di Sulawesi Tengah Sudah Mulai Kembali Normal

Polhukam, Jakarta – Pasokan sumber daya Listrik dan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang sempat terhenti saat terjadi bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah saat ini sudah mulai kembali normal.

Seperti yang diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto bahwa satu minggu atau H+7 pasca bencana, aliran listrik dan pendistribusian BBM sudah berjalan dengan baik.

“Dari 7 gardu listrik yang rusak sudah dapat dihidupkan 6. Teman-teman kita PLN cepat sekali, karena konsolidasi dari semua daerah. Sekarang masalahnya sudah dapat dipulihkan sumber energinya 85 persen,” jelas Wiranto di Media Center Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (5/10/2018).

Menko Polhukam juga telah memberikan instruksi kepada PLN untuk terlebih dahulu mengalirkan listrik ke tempat-tempat yang membutuhkan, seperti RS, Bank, SPBU, sentra-sentra ekonomi, jalan raya yang sekarang butuh penerangan, dan kantor-kantor.

“Itu sudah dilaksanakan, jadi kalo malam hari di sana sudah mulai terang, walau belum seluruh. Untuk mencapai seluruhnya terang benderang itu jaringannya sedang diperbaiki. Kita bersykur bahwa PLN sudah memobilisasi relawan dari kota-kota lain. Sekarang ada 1.250 pekerja, nangkring di tiang listrik memperbaiki, diharapkan ini bisa lebih cepat lagi, bisa diselesaikan,” ungkapnya.

Selain itu, menurut Wiranto untuk BBM sudah berbeda kondisinya dengan hari pertama dan hari kedua. Dari 17 SPBU, dulu hanya ada 3 yang aktif menjual BBM. Itupun dengan stock yang minim, sekarang tidak demikian.

“Saat ini SPBU yang sudah dipasok BBM ada 10, itu H+6. Kita harapkan SPBU bisa hidup kembali, bisa melaksanakan aktivitas untuk menjual bahan bakar. Kebutuhan sehari itu 500 kilo liter, itu sudah bisa dipasok dari Donggala itu 350 kilo liter perhari, ini sudah mulai hidup,” papar Menko Polhukam.

Namun atrean panjang untuk mendapatkan BBM juga masih terjadi lantaran masih menggunakan engkol atau secara manual sehingga hanya bisa keluar 10 liter dalam beberapa menit.

“Tadi Pak Wapres sudah minta jangan mengengkol lagi, pakai tradisional saja, pakai gayung satu literan, pakai corong, cepet, drumnya banyak, supaya nggak antre lagi, kan nggak bagus nanti, padahal BBM nya ada kok, nanti diisukan tidak ada BBM,” jelasnya.

Dari stock BBM yang ada saat ini, cukup untuk persediaan hingga 6 sampai 9 hari, baik itu Premium, Pertamax, maupun aftur. Sehingga aktivitas sudah dapat berjalan dengan baik terutama yang mengunakan bahan bakar.

“Kita lega karena semua aktivitas sekarang pakai bahan bakar. RS yang pakai genset masih pakai bahan bakar, evakuasi yang harus berlanjut dengan eskavator, minum solar, tangki-tangki air yang angkut air juga pakai BBM, bahkan generator-generator yang menghidupkan alat komunikasi juga pakai BBM. BBM cukup, jadi tidak usah khawatir soal BBM,” terang Menko Polhukam.

Biro Hukum, Persidangan, dan Hubungan Kelembagaan
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan

Terkait

Kirim Tanggapan

Skip to content Made with passion by Vicky Ezra Imanuel