Bantuan Asing Untuk Sulteng Akan Digunakan Sampai Tahap Rehabilitasi dan Rekontruksi

Dibaca: 11 Oleh Tuesday, 9 October 2018Berita
Bantuan Asing Untuk Sulteng Akan Digunakan Sampai Tahap Rehabilitasi dan Rekontruksi

Polhukam, Jakarta – Ketua Sub Satgas Luar Negeri Pendampingan Pusat Bencana Gempa Sulawesi Tengah Kemenko Polhukam Letjen TNI (Purn) Yoedhi Swastono menyampaikan bahwa bantuan asing untuk bencana di Sulawesi Tengah tidak hanya digunakan pada masa tanggap darurat tapi juga untuk tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.

“Update bantuan, yang dihimpun Subsatgas Bantuan Luar Negeri sampai 7 Oktober 17.00 WITA menunjukkan bahwa yang sudah hadir atau tiba di Indonesia ada 10 negara. Sedangkan dari NGO ada pada 5 Oktober dan 10 Oktober 2018,” jelas Yoedhi, Senin (8/10/2018).

Dalam acara diskusi media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 yang mengusung tema “Update Tanggap Bencana Sulteng: Mendorong Kesiapan Sulteng Bangkit”, di Aula Gedung BNPB, Yoedhi mengungkapan pada hari ini akan datang bantuan dari Korea Selatan dan Prancis.

“Bantuan dari Prancis itu berupa the large water sanitation yang diawaki oleh 44 orang. Rencananya besok akan langsung memberikan bantuan untuk mengatasi permasalahan air bersih,” katanya.

Sementara itu, dari Singapura, bantuan tiba pada 2 Oktober dan rencananya akan selesai pada 12 Oktober. Bentuk bantuannya berupa dua pesawat C130 yang digunakan untuk mendorong logistik dan angkut pengungsi.

“Sementara itu dari India, bantuan berupa C17 dan C130. Dan bantuan itu sudah berakhir pada 5 Oktober. Sedangkan dari Malaysia, bantuan berupa pesawat C130 dan A400. Khusus untuk A400, diperbantukan di Halim Perdanakusumah, karena baru hari ini dilakukan uji coba pendaratan A400. Dan kemarin belum bisa mendarat di Palu,” ungkapnya

Selain itu, Yoedhi membeberkan, ada pula bantuan dari Australia, yang akan berakhir pada 19 Oktober, berupa pesawat C130 dan C15. Selanjutnya, sambung dia, bantuan dari Selandia Baru berupa pesawat C130 (masuk 1 Oktober-13 Oktober).

Untuk bantuan dari Jepang (masuk 4 Oktober–19 Oktober 2018) berupa pesawat C130. Dari Swiss, katanya, ada satu pesawat pesawat P75.

“Lalu dari Inggris berupa satu pesawat A400 dan amerika menyiapkan C130. Sedangkan Qatar berupa C130 yang di-standby-kan di Balikpapan,Semua bantuan asing itu, entry point-nya di Balikpapan. Demikian juga, yang masuk di Halim juga akan diarahkan ke Balikpapan,” jelasnya.

Bantuan Hibah

Selain bantuan logistik dan pendukung, ada pula bantuan hibah. Dijelaskan Yoedhi, untuk bantuan hibah dari negara sahabat sudah dibuka rekening khusus di BNPB.

“Sedangkan untuk NGO dan swasta pribadi bantuan hibah masuk di rekening PMI,” ungkapnya.

Bantuan dari setiap sembilan negara yang berkomitmen, di antaranya, dari Korea Selatan sebanyak 1 juta USD, Uni Eropa 1,5 juta Euro, dan Jerman sebesar 1,5 Euro.

“Untuk menampung rekening bantuan asing tersebut, BNPB membuka dua rekening. Yakni, rekening BNPB untuk menampung mata uang dalam bentuk USD dan satu rekening lagi yang menampung bantuan dalam mata uang yang sudah dirupiahkan,” katanya.

Ihwal penggunaan dana bantuan hibah asing tersebut, Kepala BNPB Willem Rampangilei menegaskan, alokasi bukan hanya untuk kondisi darurat, tapi juga rehabilitasi rekonstruksi. “Tentunya penggunaan dilakukan dengan pendampingan,” katanya.

Acara ini turut dihadiri Ketua Sub Satgas Pendampingan Pusat Bencana Gempa Sulteng / Deputi Pertahanan Negara Kemenko Polhukam Laksamana Madya A. Djamaludin dan Kapusdatin dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Biro Hukum, Persidangan, dan Hubungan Kelembagaan
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan

Terkait

Kirim Tanggapan

Skip to content Made with passion by Vicky Ezra Imanuel