Aparatur Sipil Negara Diminta Ubah Pola Pikir Dalam Pelayanan

Dibaca: 689 Oleh Tuesday, 23 August 2016Berita
Aparatur Sipil Negara Diminta Ubah Pola Pikir Dalam Pelayanan

Aparatur Sipil Negara (ASN) diminta mengubah pola pikir dalam pelaksanaan penyelenggaran pelayanan publik kepada masyarakat. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Menteri  Kementerian Kordinator Pembangunan Manusia (Kemenko PMK) Y. B  Satya Satnanugraha pada forum tematik Bakohumas: Gerakan Nasional Revolusi Mental,  Senin (22/8) di Kemenko PMK. Dalam forum tersebut, jajaran kehumasan seluruh Kementerian dan Lembaga hadir untuk mendapat pendalaman mengenai revolusi mental.

“Pola pikir penyelenggara negara dari semula berorientasi pada pemerintahan sebagai penyedia harus berubah menjadi pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat sebagai pengguna” ujar Sesmenko PMK.

Dalam acara yang sama, Sesmenko PMK meminta ASN untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Menurut Sekretaris Menko PMK pemerintah telah banyak melakukan perubahan dalam mewujudkan gerakan nasional revolusi mental tersebut. “Pemerintah sudah melakukan perubahan-perubahan, misalnya perubahan struktur anggaran, yang lainnya adalah perubahan struktur penggajian, selain itu sekarang juga sudah ada pendapatan kinerja, contoh lain adalah pelayanan satu pintu, itu hanya satu dari beberapa contoh perubahan” terangnya dalam acara tersebut.

Menurut Sesmenko PMK, visi dari pemerintahan Jokowi adalah mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri berkepribadian dan saling bergotong royong, dimana ASN harus menjadi teladan dalam pemberian contoh untuk mewujudkan visi tersebut.

Selain itu, Direktur Jenderal Informasi Komunikasi Publik menegaskan bahwa revolusi mental harus menjadi cara hidup baru masyarakat Indonesia. “Revolusi mental harus menjadi way of life bagi kita semua” jelasnya dalam forum tematik Bakohumas: Gerakan Nasional Revolusi Mental.

Menurut ketua Pokja Revolusi Mental, Arif Budimanta, pada tahun 2016 ini, 70 persen perubahan ditujukan untuk ASN, sementara 30 persen untuk masyarakat. Revolusi mental sendiri merupakan gerakan sosial untuk mendorong kemajuan Indonesia. Gerakan sosial ini berlandaskan tiga nilai strategis yakni inetgritas, etos kerja dan gotong royong. Revolusi mental diperlukan karena adanya gejala krisis nilai dan karakter, krisis pemerintahan dan krisis relasi sosial.

Terkait

Kirim Tanggapan

Skip to content Made with passion by Vicky Ezra Imanuel