Menko Polhukam Tegaskan TGPF Tidak Bisa Didikte

Dibaca: 228 Oleh Tuesday, 13 October 2020Berita, Menko Polhukam
Menko Polhukam Tegaskan TGPF Tidak Bisa Didikte

SIARAN PERS NO : 207/SP/HM.01.02/POLHUKAM/10/2020

Polhukam, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Moh. Mahfud MD menegaskan jika Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) adalah tim yang objektif. Anggota yang tergabung tidak bisa didikte pikirannya sehingga tidak akan mungkin menyampaikan informasi yang bohong.

“Saya ingin pastikan bahwa tim ini adalah tim pencari fakta yang objektif, tim ini tidak bisa dikaitkan dengan pesanan pemerintah. Di sini ada orang-orang yang tidak bisa dibeli pikirannya, dari kampus ada I Dewa Gede Palguna, ada Apoli Safanpo, ada Makarim Wibisono, ada Bambang Purwoko. Itu tidak bisa didikte, sehingga tidak mungkin tim ini berbohong,” ujar Menko Polhukam Mahfud MD di Jakarta, Selasa (13/10/2020).

Menko Polhukam meminta agar TGPF menyelesaikan laporan investigasinya hingga Jumat (17/10). Menko sendiri mengaku sudah menerima laporan hasil penyelidikan sejak tanggal 7 hingga kembali tanggal 12 Oktober kemarin.

“Sekarang ini tim sudah melaporkan seluruhnya dan tinggal menyusun nanti laporan yang lebih sistematis dan diberi waktu sampai dengan tanggal 17 untuk membuat laporan dan mendiskusikan semua fakta-fakta yang ditemukan sehingga sampai pada kesimpulan yang meyakinkan kesimpulan yang meyakinkan,” kata Menko Polhukam Mahfud MD.

Menko Polhukam mengatakan bahwa tim mendapat keterangan dari saksi kunci soal penembakan TNI dan pendeta Yeremia, sehingga keterangan ini bisa juga dipakai polisi untuk menangkap para pelaku. “Tim ini juga sudah menemui saksi-saksi kunci. Di sini yang dimiliki oleh tim adalah data primer. Ada saksi-saksi kunci, kemudian keluarga korban, olah TKP bersama keluarga korban itu sudah dibuat semua,” katanya.

Menko Polhukam mengatakan, kerja TGPF ini juga turut dipermudah dengan terbukanya pihak keluarga korban akan proses investigasi yang dilakukan. Keluarga korban bahkan memberikan izin kepada tim untuk mengautopsi jenazah pendeta Yeremia yang menjadi korban penembakan yang diduga kuat dilakukan KKB Papua saat itu.

“Dulu itu sulit sekali. Dari awal kita masuk rumah sakit kita masuk, dokter-dokter kita masuk, sekarang tim ini sudah berhasil. Karena tim kami memang pendekatannya lebih kultural,” kata Menko Polhukam Mahfud MD.

Sementara itu, Ketua TGPF Benny Mamoto mengatakan bahwa tim akan terus memantau hasil investigasi hingga di proses penyidikan. Dia memastikan seluruh proses investigasi akan rampung dan dapat mengungkap pelaku seperti yang memang diharapkan para keluarga korban.

“Saya akan memantau terus proses penyidikan yang akan berjalan dan saya harus lapor kepada Ketua Kompolnas dalam hal ini Bapak Menko Polhukam. Sehingga proses itu akan berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. Itu jawaban kami kepada beliau-beliau di sana,” kata Benny.

Biro Hukum, Persidangan, dan Hubungan Kelembagaan Kemenko Polhukam RI

Terkait

Kirim Tanggapan

Skip to content Made with passion by Vicky Ezra Imanuel