Menko Polhukam Tegaskan Bahaya Narkoba Bisa Jadi Instrumen Proxy War

Dibaca: 47 Oleh Thursday, 12 July 2018Berita
Menko Polhukam Tegaskan Bahaya Narkoba Bisa Jadi Instrumen Proxy War

Polhukam, Bogor – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto menegaskan bahwa ancaman terhadap bahaya narkotika bisa menjadi instrumen untuk proxy war atau perang baru yang modern. Karena lebih murah, tidak kentara, dan tidak dikecam oleh dunia internasional tapi korbannya sungguh sangat mencemaskan.

“Bahaya narkoba ini bukan di depan mata tapi sudah kita alami sekarang, kita sedang perang dengan itu. Hasil tangkapan-tangkapan itu tidak lagi berbunyi 10 gram, 100 gram tapi bunyinya ton. Padahal satu gram saja sudah bisa membuat teler 5 orang, nah kalau ton berapa juta orang bisa yang teler karena itu,” ujar Menko Polhukam Wiranto saat menghadiri peringatan Hari Anti-Narkotika Internasional 2018 di Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional, Lido, Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/7/2018).

Berdasarkan laporan yang diterima, setiap hari ada 30 anak muda meninggal karena narkoba. Menurut Menko Polhukam, jika dihitung maka sebulan ada 900 orang yang meninggal karena narkoba.

“Itu setara dengan tiga pesawat boeing yang jatuh dan semuanya mati, berarti korban narkotika ini besar sekali,” kata Menko Polhukam Wiranto.

Menko Polhukam mengaku sangat menyayangkan masih banyaknya korban naskoba. Padahal, setiap lebaran semua aparat keamanan berjaga-jaga agar tidak ada korban lalu lintas. Diungkapkan, tahun lalu ada 700 sampai 800 orang yang meninggal tetapi sekarang bisa ditekan hingga di bawah 300 orang.

“Tapi ini tiap hari, 300 kita biarkan katakanlah kita sadari remaja kita mati karena narkoba. Maka dengan kesadaran ini ancaman narkoba merupakan hal yang sangat luar biasa, ancaman yang betul-betul serius dan harus kita hadapi dengan serius,” kata Menko Polhukam Wiranto.

Oleh karena itu, Menko Polhukam mengajak seluruh komponen masyarakat untuk ikut mendukung program operasionalisasi dari BNN yang sudah mencanangkan program melawan ancaman narkoba dengan cara-cara yang lebih kuat, simultan, dan total. “Tadi saya menyerukan kepada BNN agar tidak henti-hentinya dan tanpa lelah mencoba koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan yang ada hubungannya dengan ancaman narkoba karena betul-betul ini harus serius sekali,” kata Menko Polhukam Wiranto.

Selain itu, Menko Polhukam juga mengingatkan peran para pencandu yang mendapat rehabilitasi agar dapat dioptimalkan untuk memberikan edukasi, atau mengajak rekan-rekannya untuk menjauhi narkoba melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh selama menjadi pecandu.

“Kita lihat para pencandu yang mendapat rehabilitasi, mereka bersyukur setelah direhabilitasi, merasa dilayani. Pengalaman ini bisa mereka bagikan jangan buat sendiri saja, tetapi disampaikan ke pengguna lainnya untuk insaf,” kata Menko Polhukam Wiranto.

Sementara itu, Kepala BNN Komjen Heru Winarko mengatakan peringatan Hari Anti Narkotika Internasional ini memiliki makna keprihatinan terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Ia pun berharap agar peringatan ini bisa menjadi bangsa untuk memerangi dan melawan narkoba.

“Kita menyatukan dan menggerakkan bangsa dengan perang melawan narkoba untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan tentunya bebas dari narkoba, ” kata Heru Winarko.

Tema yang diusung dalam peringatan Hari Anti-Narkotika Internasional tahun ini adalah ‘Listen first, listening to children and youth is the first step to help them grow healthy and safe’. Hadir dalam acara tersebut para kepala lembaga dari instansi pemerintahan dan perwakilan seluruh jajaran BNN Provinsi dan Kota, serta organisasi anti narkoba dari unsur pemerintah.

Humas Kemenko Polhukam

Terkait

Kirim Tanggapan

Skip to content Made with passion by Vicky Ezra Imanuel