Menko Polhukam: Penanganan Respon Cepat Gempa Lombok Telah Dilakukan

Dibaca: 81 Oleh Monday, 6 August 2018Berita
Menko Polhukam: Penanganan Respon Cepat Gempa Lombok Telah Dilakukan

Polhukam, NTB – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan bahwa penanganan respon cepat bencana gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat, telah dilakukan.

“Setelah di lapangan, saya sudah berjumpa dengan masyarakat meninjau langsung penanganan bencana oleh unit-unit satuan kita, juga bertemu dengan Gubernur yang mempunyai wilayah dan tanggung jawab mengenai bagaimana penanganan bencana ini dan Kepala BNPB. Kita berbincang, berbicara, koordinasi dan kita juga langsung peninjau ke tempat-tempat penanganan bencana itu, maka saya dapat menyampaikan ke masyarakat agar tidak ada simpang siur mengenai apa-apa yang terjadi, yang sudah dilaksanakan dan hal-hal yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat sebagai pendamping,” ujar Menko Polhukam Wiranto ketika melakukan koordinasi dan peninjauan di daerah pusat gempa di Kecamatan Tanjung dan Bangsal Kabupaten Lombok Utara, NTT, Senin (6/8/2018).

Pertama, saat ini jumlah korban yang meninggal untuk sementara tercatat sebanyak 82 orang, ditambah 7 orang dari Gili Trawangan. Menko Polhukam mengatakan, kemungkinan korban masih akan terus bertambah setelah timbunan rumah yang runtuh dibersihkan dengan bantuan personil TNI, Polri dan eskavator yg dimobililasi oleh Pemda , TNI dan swasta.

“Oleh karena itu, maka dari kondisi seperti ini kita perlu personil atau eskavator untuk segera membersihkan puing-puing dan bisa menyelamatkan korban kalau kita harapkan masih dapat diselamatkan. Dalam hal ini maka pelibatan personil dan alat-alat berat dibutuhkan,” kata Menko Polhukam Wiranto.

Untuk penanganan korban, Pemda juga mendapatkan tambahan personil dari TNI yaitu marinir 100 orang, Kostrad 200 orang, Paskas TNI AU 100 orang, dan ditambah Brimob 400 orang. Kemudian, Badan SAR Nasional juga sudah mengirimkan satu tim. KRI Teluk Parigi juga diberangkatkan dan diisi oleh Batalyon Seni Konstruksi 13 Kostrad dengan membawa alat-alat berat yang akan membantu pembersihan puing-puing sekaligus penyelamatan dan evakuasi korban.

“Diharapkan ini dapat menyelamatkan saudara-saudara kita yang kena musibah, ” kata Menko Polhukam Wiranto.

Terkait masalah medis, Menko Polhukam mengatakan, karena banyaknya korban yang berjatuhan dan mengharapkan pertolongan maka kondisi rumah sakit di Mataram saat ini sudah penuh dengan para pasien tersebut. Kemudian juga Rumah Sakit Bhayangkara yang sudah penuh.

“Oleh karena itu dibutuhkan bantuan-bantuan rumah sakit darurat maupun mobile,” kata Menko Polhukam Wiranto.

Dijelaskan, saat ini sudah disiapkan unit rumah sakit lapangan yakni rumah sakit lapangan dari Yon Kostrad 100 orang plus perlengkapannya. Rumah Sakit Bhayangkara di lapangan juga sudah menyiapkan tenaga medis plus obat-obatan dan perlengkapan.

Lalu batalyon kesehatan marinir menyiapkan 100 orang dan tim kesehatan dari paskas juga akan diberangkatkan untuk melengkapi yang sudah ada. Kemudian, tim kesehatan Polri ada lima unit yang sudah masuk ke daerah-daerah bencana.

“Tambahan lagi masih ada yang diberangkatkan dari Surabaya yakni kapal AL, Kapal Rumah Sakit KRI Suharso membawa alat berat, membawa tenaga medis, juga obat-obatan,” kata Menko Polhukam Wiranto.

Saat meninjau ke daerah bencana, kata Menko Polhukam, masyarakat membutuhkan makanan, air bersih dan air minum. Kemudian juga dibahas perlu adanya dapur-dapur umum.

“Tadi Polda menyiapkan secara darurat makanan-makanan dan dapur umum yang didapatkan dari tenaga Bhayangkara. Tapi kita juga sudah menyiapkan bantuan dari BNPB,kemudian dari TNI dan Polri menyediakan 12 unit mobil untuk memberikan air bersih dan air minum, ” kata Menko Polhukam Wiranto.

Sementara untuk tenda, sudah ada bantuan sebanyak 100 buah dari BNPB, 50 buah dari TNI, dan 45 buah dari Polri. Kemudian ada juga bantuan 100 genset dari BNPB dan 6 lampu lapangan.

“Untuk masalah komunikasi, dilaporkan tidak ada daerah yang terisolir karena didukung oleh Kominfo dengan pemulihan jaringan Telkomsel dan jaringan XL pada jam 15.00 WITA hari ini,” kata Menko Polhukam Wiranto.

Untuk evakuasi di Gili Trawangan, Menko Polhukam mengatakan, sampai pada pukul 14.00 WITA sudah ada 1.870 turis asing yang berhasil dievakuasi dari total 3000 orang. “Mereka berhasil dievakuasi ke Mataram sanjutnya ke Bali dan negara asal dengan dibantu kapal angkatan laut dan Kapal Polisi Air,” kata Menko Polhukam Wiranto.

Hadir dalam pertemuan tersebut Gubernur NTB TGB Muhammad Zainul Majdi, Kepala BNPB Willem Rampangilei, Kasum TNI Laksamana Madya Didit Herdiawan, Kapolda NTB Irjen Pol Achmat Juri, Pangdam Udayana Mayor Jenderal Beni Susianto, Deputi Koordinasi Bidang Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Irjen Pol Carlo B Tewu, serta para pejabat terkait.

Humas Kemenko Polhukam

Terkait

Kirim Tanggapan

Skip to content Made with passion by Vicky Ezra Imanuel