Menko Polhukam Minta Kampus Berperan Bendung Perkembangan Ideologi Anti-Pancasila

Dibaca: 153 Oleh Friday, 5 May 2017Berita
Menko Polhukam Minta Kampus Berperan Bendung Perkembangan Ideologi Anti-Pancasila

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto meminta akademisi untuk ikut berperan dalam membendung perkembangan ideologi anti-Pancasila di lingkungan perguruan tinggi. Menurutnya, saat ini ada kecenderungan bahwa kampus menjadi sasaran dari pembinaan yang dianggap dapat menimbulkan ancaman baru di Indonesia.

“Ada satu masukan-masukan yang berbicara masalah ideologi Negara, padahal sudah kita sampaikan bahwa Pancasila sebagai ideologi Negara, NKRI sudah harga mati. Itu bukan hanya slogan tetapi sesuatu yang sangat fundamental karena menjadi bagian dari Undang-Undang Dasar yang kita sepakati bersama,” kata Menko Polhukam Wiranto dalam acara coffee morning bersama Wakil Rektor Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta se-Jabodetabek di ruang Nakula Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (4/5).

Menurut Menko Polhukam, kebebasan akademis saat ini seharusnya diarahkan untuk membangun kualitas kebangsaan demi meningkatkan daya saing global. Dikatakan, energi kampus harus fokus untuk mengantisipasi kepentingan-kepentingan jangka panjang.

“Kita sedang menghadapi semangat munculnya energi baru yang harus kita berikan satu koridor, kita berikan satu arah untuk perkuat idelogi negara, bukan ideologi lain. Sebab, kalau ideologi lain yang muncul akan terjadi satu benturan yang akan menimbulkan kekacauan, sehingga akan menimbulkan instabilitas yang berakhir pada kerugian kita sebagai bangsa dalam bersaing,” kata Menko Polhukam Wiranto.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Yusron Razak mengatakan bahwa ada diskursus dari beragam ideologi selain Pancasila.  “Memang ada gejala di masyarakat yang mendukung kelompok tertentu atau menolak kelompok tertentu. Untuk itu, polisi harus turun tangan mencegah agar tidak ada konflik horizontal antar mahasiswa,” kata Yusron.

Wakil Rektor Universitas Sahid, Bernard Hasibuan mengusulkan agar kembalikan isu Negara ke dalam perkuliahan. “Setidaknya setiap perkuliahan 5 sampai 10 menit jangan masuk ke materi, beri mereka motivasi termasuk isu kenegaraan, ini bisa digunakan untuk icebreaking,” katanya.

Terkait

Kirim Tanggapan

Skip to content Made with passion by Vicky Ezra Imanuel