Menko Polhukam: Indonesia dan Mesir Punya Kemiripan Wasathiyah Islam

Dibaca: 279 Oleh Tuesday, 6 October 2020Berita, Menko Polhukam
Menko Polhukam: Indonesia dan Mesir Punya Kemiripan Wasathiyah Islam

SIARAN PERS NO : 200/SP/HM.01.02/POLHUKAM/10/2020

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Moh. Mahfud MD mengatakan Indonesia dan Mesir memiliki kemiripan terkait dengan Wasathiyah Islam, atau moderasi Islam. Wasathiya Islam atau islam moderat di Indonesia dikembangkan melalui organisasi masyarakat islam seperti NU, Muhammadiyah, dan MUI.

“Ada kemiripan tentang kampanye Wasathiyah Islam atau moderasi Islam. Yang juga dikembangkan di Indonesia oleh ormas ormas seperti Nu, Muhammadiyah, MUI. Islam jalan tengah atau Islam moderat, yang tidak ekstreme ke kanan dan tidak ekstrim ke kiri,” ujar Menko saat menerima Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBPP) Republik Arab Mesir untuk Republik Indonesia Ashraf Mohamed Moguib Sultan, di kantor Menko Polhukam, Selasa Petang (6/10).

Menko menambahkan, konsep Wasathiyah yang dikembangkan di Mesir, melalui Universitas Al Azhar di Kairo, memberikan kontribusi yang besar bagi pembangunan Islam tak hanya di Mesir, namun juga di Indonesia. Indonesia juga memiliki banyak intelektual muslim, yang lulus dari Universitas Al Azhar.

“Yang juga dikembangkan konsep Wasathiyah dimesir melalui Al Azhar University, Universitas yang usianya sudah lebih dari seribu tahun ada di mesir di Kairo. Dan itu memberi sumbangan yang besar bagi pembangunan Wasathiyah Islam bukan hanya di mesir tapi juga di Indonesia. Karena banyak sekali alumni-alumni Al Azhar di Indonesia yang juga mengembangkan konsep itu, seperti Quraish Shihab, Alwi Shihab, Mantan Gubernur NTB Zainul Majdi, mereka mengembangkan konsep Wasathiyah Islam di sini,” ujar Menko Polhukam

Konsep Wasathiyah di Indonesia sendiri adalah konsep negara yang membawa Islam ke dalam Ideologi Pancasila.

“Indonesia negara berdasar ideologi Pancasila tetapi membawa islam, di dalam Ideologi Pancasila. Tidak ekstrim ke kanan tidak ekstrim ke kiri, dan bersifat inklusif, dan negara memberikan perlindungan dan kebebasan kepada pemeluk agama untuk melaksanakan ajaran agamanya secara baik dan sejuk, tanpa bermusuhan antara satu dengan lainnya,” tambah Mahfud.

Selain membahas mengenai Islam moderat, pertemuan juga membahas mengenai penanganan terorisme, dan sejumlah kerjasama yang sudah berjalan, seperti kerjasama dalam bidang pendidikan dan juga juga ekonomi politik dan keamanan. (*)

Terkait

Kirim Tanggapan

Skip to content Made with passion by Vicky Ezra Imanuel