Menko Polhukam: Indonesia Harus Bersatu Dalam Keberagaman

Menko Polhukam: Indonesia Harus Bersatu Dalam Keberagaman

SIARAN PERS No : 197/SP/HM.01.02/POLHUKAM/10/2020

Polhukam, Probolinggo – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Moh. Mahfud MD mengajak seluruh masyarakat untuk selalu bersatu di dalam keberaragaman. Hal tersebut disampaikannya pada kegiatan Dialog Kebangsaan Bersama Menko Polhukam di Pendopo Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (3/10/2020).

Pasalnya, Indonesia merupakan sebuah bangsa yang dikaruniai beragam adat dan budaya. Dalam Peraturan Perundang-undangan pun tertulis bahwa Indonesia memiliki 6 agama: Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghuchu.

Selain itu, Indonesia juga memiliki 1.360 suku dan 726 bahasa daerah. Indonesia juga mempunyai 17.504 pulau dan 16.100 diantaranya sudah terdaftar namanya di Persatuan Bangsa-bangsa. Sisanya 1.400 masih belum memiliki nama, namun koordinatnya sudah terdaftar.

“Sekarang kita hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka dalam bentuk negara kesatuan dengan dasar ideologi Pancasila. Kita harus bersyukur, kenapa? Karena dengan merdeka, kita bisa menjadi seperti ini. Oleh sebab itu kita perlu jaga ini, jangan terlalu sektarian. Karena kita hidup sebagai sebuah bangsa, melalui proses demokrasi,” kata Menko Mahfud.

Tidak Ada Islamophobia di Indonesia Merdeka

Menko Polhukam mengungkapkan bahwa pernah ada isu yang menyatakan kalau Indonesia adalah negara yang Islamophobi. Islamophobia memiliki 2 sifat, yang pertama adalah benci kepada Islam dan kedua adalah takut kepada Islam.

“Apakah ada sekarang di Indonesia seperti itu? Ada dulu zaman (penjajahan) Belanda, zaman belum merdeka itu Islamophobi. Orang Islam tidak boleh sholat. Orang Islam yang ingin memperdalami ajaran Islam dengan baik, sana ke pondok. Pondok tidak diakui prestasinya di zaman Belanda. Orang pondok sekolahnya di madrasah, habis itu paling tinggi jadi kaum,” kata Menko Polhukam.

Di zaman merdeka ini, Mahfud mengatakan, “Tidak ada orang benci kepada Islam dan takut kepada Islam. Pemimpin-pemimpin kita, wakil-wakil kita itu sebagian itu orang Islam. Polisi, Kapolri yang sekarang saya kenal namanya saja Idham Aziz, bahasa Arab. Tito Karnavian itu ngaji nya bagus, mantan Kapolri.”

“Dulu, di tahun 50-an tidak pantas orang Islam jadi Polisi. Sekarang, masuk semua karena demokrasi. Kalau Anda pintar, berjuang, berkontestasi, jadi,” lanjutnya.

Dialog Kebangsaan ini dihadiri oleh Deputi VI Bidang Koordinator Kesatuan Bangsa Kemenko Polhukam Janedjri M. Ghafar, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Hasan Aminuddin, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Kepala Staf Kodam V Brawijaya Brigjen TNI Agus Setiawan, Kepala Bakorwil V Jember R. Tjahjo Widodo, Bupati Probolinggo P. Tantriana Sari, dan Wakil Bupati Probolinggo HA. Timbul Prihanjoko.

Biro Hukum, Persidangan, dan Hubungan Kelembagaan Kemenko Polhukam RI

Terkait

Kirim Tanggapan

Skip to content Made with passion by Vicky Ezra Imanuel