Menko Polhukam Akan Netralisasi Lapas di Indonesia

Dibaca: 79 Oleh Saturday, 14 October 2017October 16th, 2017Berita
Menko Polhukam Akan Netralisasi Lapas di Indonesia

Polhukam, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto akan merelokasi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) yang ada di Indonesia, hal ini bertujuan untuk menetralisasi Lapas-lapas yang kelebihan kapasitas. Dikatakan, Lapas yang ada di Indonesia sudah melebihi kapasitas sehingga dinilai tidak memadai untuk menampung para tahanan dan dapat menimbulkan dampak yang tidak bagus.

“Memang rencana kita mencoba menetralisir over kapasitas dari Lapas-lapas kita yang ternyata memang menimbulkan dampak yang tidak bagus,” kata Menko Polhukam usai acara Coffee Morning di Kemenko Polhukam, Jumat (13/10).

Disampaikan bahwa Lapas-lapas yang ada di Indonesia saat ini tidaklah sehat karena dalam satu Lapas bercampur narapidana dengan latar kejahatan berbeda, mulai dari kejahatan ringan hingga kejahatan berat. Selain itu, percampuran ini dikhawatirkan dapat menjadi pintu bagi pelaku kejahatan bertukar pengetahuan dan dapat mencetak penjahat-penjahat baru.

“Antara narapidana terorisme jangan dicampur dengan narapidana korupsi. Lalu para penindak kriminalitas yang ringan-ringan jangan dicampur dengan terorisme. Tentu nanti akan ada suatu saling cross kemampuan, saling memberikan pengetahuan. Itu kan sama saja pemerintah membayar sekolah yang disebarluaskan masalah-masalah yang sebetulnya tidak baik untuk kehidupan kita sebagai bangsa,” kata Menko Polhukam Wiranto.

Menko Polhukam menegaskan bahwa Lapas merupakan tempat pembinaan dan penyadaran bagi para pelaku kejahatan untuk dapat kembali masuk ke dalam masyarakat. Dia juga mengatakan bahwa Lapas yang ada di Indonesia sekarang letaknya berada tepat di tengah kota sehingga dikhawatirkan dapat terjadi interaksi langsung antara penghuni Lapas dengan masyarakat luar.

“Lapas itu kan sebenarnya kita usahakan untuk penyadaran, pembelajaran kembali untuk bisa masuk ke masyarakat dengan kehidupan yang normal. Tapi kalau ada interaksi, pengetahuan-pengetahuan yang jahat bagaimana? Apa itu namanya baik? Apa itu namanya sehat?” jelas Menko Polhukam.

Terkait

Kirim Tanggapan

Skip to content Made with passion by Vicky Ezra Imanuel