Kunjungan ke Myanmar, Menko Polhukam Tawarkan Kerja Sama Counter Terrorism

Dibaca: 128 Oleh Wednesday, 6 December 2017December 7th, 2017Berita
Kunjungan ke Myanmar, Menko Polhukam Tawarkan Kerja Sama Counter Terrorism

Polhukam, Myanmar – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto melaksanakan kunjungan kerja ke Myanmar pada Selasa, 5 Desember 2017. Ada sejumlah hal yang dibahas dalam kunjungan tersebut, dari hubungan antara Indonesia dengan Myanmar hingga penanganan terorisme.

Dalam kunjungannya, Menko Polhukam Wiranto bertemu dengan Ketua National Security Adviser, Ambassador U Thaung Tun, Menteri Dalam Negeri Myanmar, Letnan Jenderal Kyaw Swe, dan Menteri Pertahanan Myanmar, Letnan Jenderal Win.

“Bagi Indonesia, Myanmar adalah bagian dari keluarga karena sama-sama memiliki sejarah yang panjang melawan penjajahan asing,” ujar Menko Polhukam Wiranto melakukan kunjungan kenegaraan di Naypydaw, Myanmar.

Ia mengatakan, sebagai sesama anggota ASEAN, Myanmar dan Indonesia terus bekerjasama dengan erat dalam menjaga sentralitas dan kesatuan ASEAN.

Diungkapkan, Indonesia mengikuti dengan seksama dan memahami kompleksitas situasi di Rakhine State. Dalam hal ini, Presiden Joko Widodo berkomitmen untuk terus memberikan bantuan kemanusiaan dengan tetap menjunjung tinggi kedaulatan Myanmar.

“Sebagai seorang Purnawirawan Jenderal yang pernah menjadi Panglima Tentara Nasional Indonesia, kita memiliki pemahaman yang sama atas arti penting persatuan bangsa dan negara serta harga mati kedaulatan dan integritas wilayah negara, dan peran militer di dalamnya,” kata Menko Polhukam Wiranto.

Menko Polhukam mengatakan, kedatangannya ke Myanmar tersebut diutus langsung oleh Presiden Joko Widodo khusus untuk membahas satu hal, yakni perlunya peningkatan kerja sama counter terrorism mengingat ancaman terorisme dan radikalisme harus ditangani dari dini.

“Ancaman terorisme dan radikalisme terjadi dimana-mana, di semua negara, termasuk Indonesia dan Myanmar,” kata Menko Polhukam Wiranto.

Ia mengatakan, ancaman terorisme sifatnya lintas batas sehingga diperlukan kerja sama regional dan internasional untuk menanganinya. Indonesia sendiri memiliki pengalaman yang dapat dibagi dalam pemberantasan radikalisme dan terorisme, yaitu melalui soft power dan hard power.

“Kemampuan deteksi atau pencegahan sangat penting artinya untuk melumpuhkan kemungkinan serangan teror,” kaata Menko Polhukam Wiranto.

“Sekali lagi, saya hadir ke sini untuk berdiskusi bagaimana kita dapat bekerjasama untuk menangani terorisme,” sambungnya.

Sementara itu, pemerintah Myanmar menyambut baik usulan dan tawaran Indonesia mengenai kerjasama di bidang penanganan radikalisme dan counter terrorism.

Meskipun demikian, Myanmar akan lebih menekankan pentingnya kerjasama bilateral dalam penanganan radikalisme dan terorisme, khususnya dengan Indonesia yang dianggap sebagai the true friend of Myanmar.

Turut hadir mendampingi Menko Polhukam, Dubes RI untuk Myanmar, Wakasad, Dirjen Aspasaf Kemlu, Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri Kemenko Polhukam, Deputi Bidang Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kemenko Polhukam, Deputi III BNPT, Gubernur Lemhanas, Asdep Kerma Aspasaf Kemenko Polhukam, Direktur BIN, serta Minister Counsellor KBRI Yangon.

Terkait

Gabung dalam diskusi 1 komentar

  • Bryan Leonardo says:

    Slmt malam admin..
    Saya dari Biro hukum & Organisasi KEMENPERIN. Maaf boleh minta post terkait rapat evaluasi penggunaan merkuri secara ilegal yg kmrin di balikpapan.?!

    Terima kasih

Kirim Tanggapan

Skip to content Made with passion by Vicky Ezra Imanuel