Jakarta, polkam.go.id, 16/3/2016 – pembinaan kesadaran bela negara merupakan upaya strategis dalam menghadapi berbagai macam permasalahan dan tantangan bangsa Indonesia, terutama dalam menghadapi persaingan antar bangsa. Target minimal pembinaan kesadaran bela negara adalah menjadikan anak bangsa bangga sebagai bangsa Indonesia dan “berjiwa merah putih”. Demikian salah satu kutipan Sambutan Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa yang dibacakan Asisten Deputi Koordinasi Kesadaran Bela Negara pada pembukaan Focus Group Discussion (FGD) Pembinaan Kesadaran Bela Negara di Ruang Nakula, Kemenko Polhukam, Rabu, (16/3). Kegiatan FGD tersebut mengambil tema “Penyelarasan Nilai-Nilai Kesadaran Bela Negara antar K/L dan Ormas untuk Menyusun Materi dalam rangka Mewujudkan Pembinaan Kesadaran Bela Negara yang Efektif”.
Pada kesempatan acara FGD tersebut hadir beberapa narasumber yaitu, Laksma TNI M. Faisal (Direktur Bela Negara, Kemhan), Marbawi Marzuki Sa’a, S.Sos, M.Si (Wakil Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka), dan Imam Pituduh (Wakil Sekjen PBNU). Acara FGD dipandu oleh Moderator Mayjen TNI Andrie T.U. Soetarno (Staf Ahli Menko Polhukam Bidang SDM dan Iptek). Dalam paparannya, Laksma TNI M. Faisal menyampaikan tentang Desain Induk Pembinaan Kesadaran Bela Negara yang dipakai acuan seluruh K/L dan Ormas dalam melaksanakan pembinaan kesadaran bela negara baik formal maupun informal. Marbawi Marzuki Sa’a, S.Sos, M.Si menyampaikan bahwa salah satu tantangan terberat dalam pembinaan kesadaran bela negara adalah menemukan instrumen tepat dan kompatibel. Menurut Imam Pituduh, salah satu solusi adalah membuka ruang model pendidikan bela negara berbasis masyarakat dan bela negara harus menjadi virus yang mudah menyebar dengan konten bela negara kekinian.
Pada kesimpulan sementara FGD, Kemenko Polhukam, khususnya melalui Kedeputian Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa diharapkan mampu menjadi koordinator dan pengendali lintas sektor dalam upaya pembinaan kesadaran bela negara yang sudah dilakukan oleh K/L dan instansi terkait.
