Dialog dengan Tokoh Agama soal Penanganan Covid, Menko Polhukam: Peran Ulama Sangat Penting

Dibaca: 289 Oleh Friday, 16 July 2021April 7th, 2022Menko Polhukam, Berita
Screenshot 20210716 040503 Gallery

SIARAN PERS No: 104B/SP/HM.01.02/POLHUKAM/7/2021

Maraknya hoax terkait pandemi Covid-19, mendorong Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan RI (Menko Polhukam) Mahfud MD, berharap lembaga-lembaga keagamaan dan tokoh agama berperan aktif bersama pemerintah dalam menangani pandemi.

Hal ini diungkap Mahfud MD saat hadir dalam silaturahmi dan dialog virtual dengan ulama dan tokoh agama, pada Kamis (15/7/2021).

“Kita harus terus berusaha sehat, ikut cara nabi, kalau ada wabah, kata nabi yang dari luar jangan masuk, yang di dalam jangan keluar, agar tidak saling menulari,” ujar Mahfud.

Menurut Mahfud, ulama dan tokoh agama memiliki peran penting dalam kampanye melawan pandemi Covid-19 yang sedang melanda umat manusia di berbagai belahan dunia.

“Mari kita selamatkan bersama, kita ambil langkah-langkah cepat agar wabah cepat berlalu,” tambah Mahfud.

Mahfud menegaskan pentingnya peran tokoh agama dalam ikut mengkampanyekan kesadaran akan bahaya virus covid. Mahfud juga mengapresiasi sejumlah dai dan tokoh agama yang memberikan pemahaman lewat video-video pendek di media sosial dan kemudian menjadi viral, misalnya Ustadz Das’ad Latief dari Makassar dan Tuan Guru Bajang dari NTB. “Video pendek seperti itu lalu disebarkan di medsos sangat efektif untuk memberi pemahaman kepada ummat dan masyarakat,” ujar Menko Polhukam.

Bagi yang tidak percaya Covid agar tetap di rumah biar tidak mencelakai yang lain. “La dharara wala dhirara, jangan membahayakan diri sendiri dan jangan juga membahayakan orang lain,” ujar Mahfud mengutip pesan Tuan Guru Bajang di videonya tentang kaidah fikhi dalam menghadapi wabah.

“Hal-hal seperti itu yang diharapkan dari lembaga-lembaga keagamaan, dari tokoh-tokoh agama agar kita lebih muda menangani pandemi,” papar Mahfud pada tokoh yang hadir dalam pertemuan tersebut.

Hadir dalam pertemuan yang diinisiasi kantor Kepala Staf Kepresidenan (KSP) ini antara lain Kepala KSP Moeldoko, Menko PMK Muhadjir Efendi, Habib Jindan bin Novel bin Salim Jindan, Prof Dr Azyumardi Azra, KH Ust. Das’ad Latif, Gus Muwafiq dan Nyai Badriyah Fayumi.

Hadir pula dalam pertemuan yang berlangsung bersahabat ini, KH. Cholil Nafis, Ust. Yusuf Mansur, Prof Dr Abdul Mu’ti, Gus Reza Ahmad Zahid, dan Prof Dr Masyitoh Chusnan.

Sementara itu, guru besar UIN Jakarta Azyumardi Azra meminta pemerintah agar memberi tuntunan yang jelas terkait penanganan pendemi kepada ormas-ormas agama dan majelis-majelis agama. Menurutnya, peran ormas dan majelis agama sangat penting terutama pada umatnya atau jamaahnya masing-masing.

Hal serupa juga ditegaskan Sekretaris PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti. Ia meminta regulasi pemerintah terkait ritual keagamaan seperti Idul Adha harus clear and clean.

“Jangan sampai ada pernyataan yang disalah tafsirkan. Niat yang jernih dan niat yang tulus dari pemerintah harus sesuai dengan tuntunan agama dan protokol kesehatan, agar tidak ada kesan pemerintah membatasi kebebasan beribadah dan tidak menimbulkan kontroversi di masyarakat,” ujar Abdul Mu’ti.

Seluruh tokoh agama yang hadir menyampaikan masukan dan uneg-unegnya pada pemerintah yang kesemuanya mendukung usaha-usaha pemerintah untuk mengendalikan pandemi covid di tanah air.

Sebelum ditutup, Menko Mahfud memberikan respons dan tanggapan atas masukan para ulama, dengan penekanan apresiasi dari pemerintah atas kerjasama baik dari semua tokoh yang hadir. (*)

Terkait

Kirim Tanggapan

Skip to content Made with passion by Vicky Ezra Imanuel