Peringati 17 Tahun Aceh Damai, Menko Polhukam Bicara Keutuhan Bangsa

Dibaca: 79 Oleh Monday, 15 August 2022Menko Polhukam, Berita
Kemenko Polhukam RI
SIARAN PERS No.117/SP/HM.01.02/POLHUKAM/8/2022
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Moh. Mahfud MD singgung pentingya keutuhan bangsa di hadapan tokoh asal Aceh yang tergabung dalam Dewan Pengurus Pusat Diaspora Global Aceh, Senin (15/8).
Dalam kesempatan peringatan 17 tahun Aceh damai dan menyambut kemerdekaan Indonesia ke-77 ini, Mahfud meminta agar masyarakat Aceh memaknai perdamaian Aceh di Helsinki, tak hanya sebagai upaya untuk menghentikan kekerasan yang terjadi pada masa lampau, namun juga untuk membangun Indonesia dalam bingkai NKRI.
“Bagi kita perdamaian Aceh di Helsinki itu, tidak bisa hanya dianggap sebuah upaya kekerasan yang mengganggu keamanan, tetapi merajut kembali ke Indonesiaan kita yang sangat indah di dalam bingkai NKRI,” ungkap Mahfud MD dalam acara yang bertema Aceh Damai Dalam Bingkai Ke-Indonesia-an” di gedung Lemhanas Jakarta Pusat.
Mahfud menjelaskan kesadaran masyarakat Aceh menjadi bangsa Indonesia telah muncul sejak lama. Dua tahun pasca Sumpah Pemuda, lanjut Mahfud, tepatnya tahun 1930, munculnya kata Indonesia dalam lagu daerah Aceh dan lagu daerah lainnya yang mengumandangkan kesatuan Indonesia.
“Oleh sebab itu kita bangga dan terharu punya Indonesia yang berangkat dari kebersatuan lintas etnis,” jelas Menko Polhukam.
Konsep kebangsaan yang dianut oleh pendiri bangsa, menurut Mahfud, adalah kebangsaan yang tidak menghilangkan keberagaman.
“Identitas kebangsaan Indonesia tidak pada satu suku, ras, bahasa, atau pun agama tertentu. Identitas kebangsaan Indonesia adalah pada ide, gagasan, dan cita-cita untuk hidup merdeka dan menghapuskan penjajahan di atas dunia,” ujar mantan Ketua MK di depan forum yang juga dihadiri oleh peserta secara daring.
Diakhir pidatonya, Mahfud mengajak seluruh masyarakat Aceh untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Hadir dalam kesempatan ini, sejumlah tokoh asal Aceh seperti Mustafa Abubakar, Sofyan Djalil, Fachry Ali, dan beberapa tokoh yang berperan dalam proses perdamaian Aceh seperti Hamid Awaluddin, Hasan Wirajuda serta fasilitator perdamaian Aceh Juha Christensen yang berkebangsaan Finlandia, dan lain-lain. (*)

Terkait

Kirim Tanggapan

Skip to content Made with passion by Vicky Ezra Imanuel